Bank MSA Akan Membedah Buku Self Driving Karya Rhenald Kasali: Ubah Mental Penumpang Jadi Pengemudi Bersemangat Juang
Apakah kita pernah merasa berada dalam posisi pasif, seolah hanya mengikuti arus kehidupan tanpa arah yang jelas? Banyak dari kita mungkin terjebak dalam apa yang disebut dengan "mental penumpang," sebuah pola pikir di mana kita hanya ikut serta tanpa mengendalikan arah perjalanan hidup kita sendiri. Ekonom dan motivator bisnis senior, Prof. Rhenald Kasali, dalam bukunya Self Driving, menawarkan solusi untuk mengubah pola pikir ini, dari seorang penumpang menjadi pengemudi yang penuh semangat juang.
Seringkali, kita mendengar istilah "mental tempe" yang digunakan untuk menggambarkan mentalitas yang lemah, mudah menyerah, atau "kalah sebelum berperang." Istilah ini mengakar kuat dalam pandangan masyarakat, menciptakan stigma negatif terhadap mereka yang enggan menghadapi tantangan. Namun, Prof. Rhenald membawa konsep yang berbeda dalam Self Driving. Alih-alih "mental tempe," ia menggunakan analogi "mental passenger" (penumpang) dan "mental driver" (pengemudi). Menurutnya, perubahan besar terjadi ketika seseorang beralih dari mentalitas penumpang yang pasif menjadi pengemudi yang aktif dan bertanggung jawab atas hidupnya.
Buku ini mengajarkan kita bahwa setiap individu sebenarnya dilahirkan dengan sebuah kendaraan kehidupan—diri kita sendiri (self). Hanya dengan mengemudi kendaraan ini, kita dapat menggali potensi penuh yang ada dalam diri dan mewujudkan hal-hal yang bahkan tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. Sayangnya, banyak orang sejak kecil terjebak dalam mentalitas penumpang, di mana mereka hanya mengikuti tanpa menyadari kemampuan besar yang ada dalam diri mereka. Self Driving menantang kita untuk bangkit dan mengambil kendali, mengubah keluhan menjadi aksi, dan rasa takut menjadi keberanian.
Prof. Rhenald Kasali juga menyoroti bahwa perubahan dari mental passenger ke mental driver dimulai dengan transformasi mindset, sikap, dan karakter. Di sinilah letak tantangan terbesar. Sistem pendidikan di Indonesia, menurut penulis, masih terlalu fokus pada aspek kognitif dan mengabaikan pengembangan sikap serta karakter. Akibatnya, banyak individu yang tumbuh sebagai pengikut, bukan sebagai penggerak.
Orang dengan mentalitas penumpang cenderung pasif, menunggu arahan, dan tidak memiliki inisiatif. Sebaliknya, mereka yang memiliki mentalitas pengemudi aktif dalam bertindak, memiliki visi yang jelas, serta siap menghadapi rintangan di sepanjang perjalanan menuju tujuan mereka. Meski jalan yang mereka tempuh tidak selalu mulus, semangat juang dan visi besar yang mereka miliki akan membawa mereka lebih jauh dari yang pernah mereka bayangkan.
Buku Self Driving ini bukan sekadar bacaan motivasi, tetapi panduan praktis untuk meraih kendali atas kehidupan kita sendiri. Dengan pendekatan yang penuh empati dan solusi nyata, Prof Rhenald memberikan peta jalan menuju transformasi diri, dari seseorang yang pasrah terhadap nasib menjadi individu yang siap menjemput kesuksesan dengan tangan sendiri.
Berawal dari penasaran dan ingin memperdalam lebih lanjut mengenai konsep mentalitas pengemudi ini, Bank MSA akan mengadakan bedah buku Self Driving karya Rhenald Kasali secara eksklusif. Acara ini diharapkan akan memberikan inspirasi kepada para peserta untuk mengambil kendali atas masa depan mereka dan mengubah mentalitas penumpang menjadi pengemudi dengan semangat juang yang tak pernah padam. Nantikan highlight acaranya di rilisan media sosial kami.
(Artikel ini merupakan re-interpretasi dari ulasan buku asli Self Driving Menjadi Passenger atau Driver, serta kutipan di laman Gramedia yang ditulis oleh Melani Wulandari dan kontributor Nandy)
(PW)